Minggu, 06 November 2016

adu canggih Jepang vs China



Teknologi Kereta Cepat, Adu Canggih Jepang VS China

Created on Wednesday, 23 September 2015
Adu gengsi dan reputasi melatari persaingan Jepang dan China untuk mendapatkan konsesi menggarap proyek kereta cepat Jakarta – Bandung. Masing-masing menyampaikan ke-lebihan dan keunggulan teknologinya. Keduanya sama-sama optimistis bisa memenangkan megaproyek ini. 

Persaingan keduanya bukan hanya di jalur pendek Jakarta – Bandung (150 km), namun bakal terjadi di jalur Jakarta – Surabaya (700 km). Bahkan di sejumlah negara Asia. Perusahaan-perusahaan raksasa kedua negara juga berebut konsesi kereta cepat yang menghubungkan Kuala Lumpur – Singapura sepanjang 350 km. Juga di India dan Thailand.
Perkembangan teknologi kereta cepat memang melesat kencang. Sejak pertama kali diperkenalkan lima dekade lalu di Tokyo Jepang, kemampuan lajunya dalam 10 tahun terakhir sudah setara mobil balap formula 1. Rekor kecepatannya mencapai 650 km/jam.
Hal itu berkat pengembangan teknologi magnetically levitated train (Maglev), sebuah teknologi asal Jerman yang diadopsi Jepang dan China. Kedua raksasa Asia ini berlomba menjadi yang terunggul. Hebatnya, China hanya butuh 10 tahun untuk menyamai Jepang dalam penguasaan teknologi mutakhir.
Secara prinsip, Maglev adalah kereta yang melaju cepat mengambang sekitar 10 mm diatas rel yang mengandung magnet superkonduktor. Interaksi antara motor induksi raksasa di dalam kereta dengan rel magnetis menghasilkan daya dorong yang mampu melesatkan rangkaian gerbong berbobot ratusan ton.
Karena terbuat dari magnet kualitas super, tak heran rel untuk kereta cepat sangat mahal biaya pembuatannya. Konon biaya untuk pembuatan rel Maglev sepanjang 50 meter mencapai US$ 600.000 atau setara Rp 8,64 miliar dengan kurs sekarang. Itu belum termasuk biaya perawatannya saat beroperasi nanti.
Kini, jalur pendek Jakarta - Bandung menjadi latar persaingan teknologi keduanya. Seperti dikatakan Kepala Badan Litbang Pehubungan, Elly A Sinaga, bagi Indonesia keuntungan yang didapat dari proyek ini haruslah keuntungan ganda.
Keuntungan sosial ekonomi dengan kemajuan ekonomi daerah yang berimbas pada kesejahteraan rakyatnya. Serta penguasaan teknologi maju dengan proses alih teknologi dan tingginya kandungan lokal dalam industri kereta cepat tersebut.

Siapa Lebih Unggul?
KA super cepat Jepang dinamai Shinkansen E5, dengan produsen Hitachi & Kawasaki Heavy Industries. Pertama kali diproduksi pada 2009, KA punya kecepatan operasi 320-350 km/jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar