Minggu, 06 November 2016

teknologi Saudi Arabia

Teknologi di zaman sekarang telah berkembang begitu pesat,seluruh Negara berlomba-lomba untuk memajukan trennya dalam masa modernisasi ini .apalagi di bidang teknologi ,semuanya turut memejukan demi terciptanya pertahanan yang kuat serta tangguh . tak kalah pula dengan negeri Saudi Arabia yang kaya akan minyak bumi di dalamnya.maka dari itu Negara Saudi Arabia memajukan terlebih dahulu dalam proses pendidikan. Bedasarkan sumber dari imanto.staff.ipb.ac.id pada September 2009, kerajaan arab Saudimembukauniversity yang bernama king Abdullah university of science and technology (KAUST)Universitas ini menerima pengajar dan peserta didik dari seluruh dunia.Merupakan satu-satunya kampus berbasis teknologi paling lengkap dan tercanggih di wilayah Timur Tengah. KAUST adalah sebuah universitas berskala internasional berbasis riset di bidang sains dan teknologi, didedikasikan untuk memberikan inspirasi pada era baru pencapaian ilmiah dalam Kerajaan yang juga akan bermanfaat bagi kawasan dan dunia.KAUST terealisasi dari visi jangka panjang Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Abdullah Bin Abdul-Aziz Al-Saud.Kampus utama terletak di lahan dengan luas lebih dari 36 kilometer persegi di daerah Thuwal di sepanjang Laut Merah – sekitar 80 kilometer sebelah utara Jeddah, kota terbesar kedua di Kerajaan Arab Saudi. Shaheen KAUST bekerja sama dengan raksasa komputer IBM, merilis proyek untuk membangun komputer super dengan kemampuan 222 triliun kalkulasi per detik.Shaheen, itulah nama super komputer itu, direncakan menjadi yang komputer paling canggih di kawasan Timur Tengah. Menurut Majid Al-Ghaslan selaku CIO KAUST, super komputer ini akan membantu menganalisis potensi energi minyak yang bertebaran di negara itu.Shaheen berasal dari bahasa Arab untuk sejenis burung elang yang terkenal karena kecepatan terbangnya.Dengan komputer super Shaheen ini, Arab Saudi bakal masuk di jajaran elit negara-negara di dunia yang punya komputer dengan kapabilitas teraflop.Bahkan Shaheen katanya akan terus dikembangkan sehingga bisa mencapai jutaan triliun kalkulasi per detik dalam beberapa tahun ke depan yang dapat menangani 185,17 teraflops. Adapun sekarang inipemerintahan Saudi Arabia telah mempunyai planning untuk menggunakan teknologi canggih untuk mengatasi jamaah haji illegal yang menyusup ke tempat-tempat suci.bedasarkan sumber dari http://www.muslimedianews.com/2013/09/arab-saudi-gunakan-teknologi-canggih.html#ixzz3FqhH9ib1Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat keamanan senior Saudi Arabia.“Kami akan menerapkan teknologi canggih untuk pertama kalinya mulai tahun ini guna mendeteksi pemalsuan izin haji,” kata Mayor Jenderal. Ayed Al-Harbi, komandan urusan passport haji dan direktur asisten umum seperti dilansir International Islamic News Agency (IINA),(9/9).Dia mengatakan, teknologi baru ini akan membantu petugas keamanan di tempat pemeriksaanmenjalankantugasmerekasecara efisien. “Mereka juga akan dilengkapi dengan peralatan untuk mengecek sidik jari jamaah haji illegal yang mencoba masuk ke tanah suci,” katanya. “Data para pelanggar akan dimasukkan dalam sistem elektronik untuk mengusir mereka.” Pernyataan Al-Harbi ini menindaklanjuti peringatan keras oleh Gubernur Makkah Pangeran Khaled Al-Faisal yang menyatakan pelanggaran aturan haji akan dideportasi dengan segera dan dilarang masuk Saudi Arabia selama 10 tahun. Pemerintah juga memperingatkan para penyedia angkutan yang membawa jamaah haji illegal akan mendapat hukuman maksimal. Biro Haji illegal juga akan ditangkap dan dihukum. Al-Harbi mengatakan sejumlah petugas akan dikerahkan di delapan pintu masuk Makkah Shumaysi Saree, Shumaysi Qadeem, Bahitah, Taneem, Kaakiyah, Al-Karr, Husseiniyah dan Akishiyah. Helikopter-helikopter juga akan digunakan untuk mengawasijalurilegadigurun. “Kami juga akan mengerahkan petugas wanita di semua pintu masuk untuk memeriksa jamaah wanita,” kata Al-Harbi. “Kami tidak akan mengizinkan siapapun melewati pintu pemeriksaan tanpa verifikasi identitas dan izin haji,” tegasnya. Dia menambahkan bahwa para pelanggar akan ditolak untuk pembaharuan iqoma dan transfer sponsorships.Para jamaah haji mulai berdatangan untuk mengikuti ibadah haji yang jatuh pada 13 Oktober. Pada tahun ini, jumlah jamaah haji akan berkurang dari tahun-tahun sebelumnya karena pemerintah memotong kuota jamaah haji asing sebesar 20 persen dan jamaah haji domestik sebesar 50 persen.Para investor mengatakan, mereka berpotensi kehilangan 2 milyar Real Saudi karena mereka telah mengikat kontrak dengan hotel untuk akomodasi sebelum diberlakukannya keputusan tersebut. “Kami harus membayar jumlah sesuai dengan kontrak pada pemilik hotel atau menghadapi gugatan,” kata Sharief Mansour, kepala komite real estate Dewan Mekkah. Ia meminta agar pemerintah mengambil tindakan untuk menghindari kerugian yang dialami oleh para investor. (mukafi niam)‎

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ridwanuan/teknologi-di-negeri-saudi-arabia_54f95e90a33311b6078b4d56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar